Upacara Ngeruak Karang & Nasarin di Pura Polda Papua: Simbol Awal Penyucian Lingkungan
Laporan : Anton
Papua – Upacara Ngeruak Karang dan Nasarin di Pura Polda Papua, Koya Koso, Kota Jayapura, berlangsung dengan khidmat pada Sabtu (22/6/2024). Acara ini dihadiri oleh personel Hindu Polda Papua dan umat Hindu dari kota Jayapura.
Pinandita Pura Agung Surya Buana Skyland Jayapura, I Wayan Wira Adyana, S.Ag, menjelaskan makna dari kegiatan tersebut saat diwawancarai.
“Hari ini Umat Hindu Polda Papua, tepat di hari Kajeng Kliwon atau hari Sabtu Kliwon wuku Wayang, melaksanakan upacara pengruak karang dan menasarin tempat suci lingga yang akan diistanakan di sini, di Pura Polda. Ini kita maknai sebagai awal pemberian penyucian tempat lingkungan yang akan digunakan sebagai parayangan atau pura bagi umat dan warga di kesatuan Polda Papua,” ujar Wira Adyana.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa “mengeruak” berarti membuka lahan, yang dalam konteks ini merujuk pada situasi alam yang masih liar dan belum tersentuh.
“Kita memberikan pemaknaan hari ini, kita sucikan dan kita pakai bebidangan atau luas areal untuk bangunan. Situasi ini, hal-hal yang berkaitan dengan unsur alam yang negatif, kita pisahkan kembali. Yang beristana di alam ini, kita minta izin kepada Ibu Pertiwi agar dalam proses pembangunan nanti bisa berjalan dengan lancar,” tambahnya.
Upacara ini juga mencakup “ngasarin,” yang berarti memberikan dasar atau fondasi agar bangunan-bangunan, termasuk lingga dan istana Tuhan dalam bentuk padmasana, memiliki struktur yang kuat. “Jika bangunan sudah kuat, umat dapat melaksanakan wujud bhaktinya dengan baik,” jelas Wira Adyana.
Dirinya menegaskan bahwa proses ini tidak hanya didasari oleh aspek spiritual tetapi juga melalui upacara ritual.
“Hari inilah mulai kita boleh membangun dengan hal-hal lain sehingga berdirinya pura yang benar-benar berwujud pura di Polda Papua. Ritual dan spiritnya sudah berjalan dengan lancar sehingga umat di Polda Papua dapat melaksanakan bhakti kepada Tuhan di masa depan tanpa alasan tidak ada tempat suci. Disinilah mereka mengawali semua aktivitas, meminta izin kepada Tuhan agar tegas dan bertanggung jawab dalam penegakan hukum serta melayani masyarakat dengan baik,” kata Wira Adyana.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Kapolda dan seluruh jajarannya yang mendukung umat Hindu memiliki tempat ibadah yang sama tanpa pembedaan.
“Setiap individu memiliki hak yang sama untuk beribadah menurut keyakinannya masing-masing. Sekali lagi, terima kasih kepada Bapak Kapolda dan seluruh jajaran serta semua stakeholder yang mendukung proses pembangunan Pura di Polda Papua, Om Santi Santi Santi Om,” tutup Wira Adyana.(hp/rd)